Menjamurnya restoran junk
food membuat tingkat
konsumtif akan makanan itu meningkat. Makanan tak sehat yang mengandung kalori
dan lemak jenuh tinggi ini memiliki dampak negati lebih selain buruk bagi
kesehatan jantung.
Mulai kini berpikirlah dua kali untuk mengonsumsinya. Zeenews.india.com pada
awal Januari 2012 mengungkapkan sebuah penelitian yang menunjukkan kandungan
lemak jenuh tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
Peneliti dari University of Washington School of Medicine mengamati otak tikus
yang dipelihara dan kemudian diberikan makanan dengan lemak tinggi.
Tikus mengalami cedera pada hipotalamus, sebuah area otak yang mengontrol nafsu
makan, termasuk keinginan untuk makan dan memberikan sinyal untuk berhenti
makan ketika perut sudah terasa penuh.
Penelitian juga menemukan tanda-tanda kerusakan di daerah otak yang sama pada
orang yang mengalami kegemukan. Peneliti Michael Schwartz beranggapan bahwa
obesitas juga berhubungan dengan peradangan di hipotalamus.
Para peneliti lalu membandingkan tikus yang diberi makanan berlemak tinggi
dengan tikus yang diberi makanan biasa selama empat minggu. Pada minggu
pertama, peneliti menemukan gliosis pada tikus yang diberi makanan berlemak
tinggi, pertumbuhan berlebihan dari sel-sel yang merupakan sebuah tanda bahwa
otak telah mencoba untuk menyembuhkan diri dari cedera.
Peneliti juga menemukan bahwa meskipun perbaikan otak itu efektif, peradangan
di gliosis terus bertambah selama hewan tetap makan makanan berlemak tinggi.
Selain itu, hasil scan otak dari 34 orang sehat, mulai dari
gendut hingga kurus, mengungkapkan bahwa hubungan antara berat badan dan
gliosis manusia mirip dengan apa yang ditemukan pada tikus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar